AMBIL BATI DARI POHON GAHARU TERSAKITI
Bisa dibayangkan jika salah satu bagian tubuh terluka lalu terinfeksi. Tubuh akan memertahankan diri dari infeksi dengan memroduksi leukosit/sel darah putih.
Sisa peperangan antara leukosit dan agen penginfeksi adalah nanah. Nanah menjadi sesuatu yang menjijikan karena menjadi penanda infeksi penyakit, berbeda dengan nanah dari Aquilaria dan Gyrinops yang berbau harum. Genus Aquilaria dan Gyrinops acapkali disakiti agar terinfeksi dan mengelurkan senyawa nanah-nanah yang harum dan mahal harganya. Gaharu, demikian menyebut aroma nanah pohon yang harum dan bernilai tinggi.
Pohon Gaharu
Banyak orang mengenal gaharu, bahkah memburunya. Aroma harum adalah daya tariknya. Minyak gaharu dipakai sebagai bahan wewangian, farmasi, dan kosmetik.
Wangi yang khas, kuat, dan tahan lama yang membuat gaharu bersanding dengan cendana dari Santalum album. Pemburu gaharu rela masuk keluar hutan demi mencari gaharu yang membusuk dan bernanah yang nantinya bisa ditukar dengan pundi-pundi uang yang banyak.
Suatu hari saya berkesampatan berkunjung dibeberapa tempat di Indonesia yang terkenal sebagai penghasil gaharu, salah satunya di Sumatera Selatan. Di sana saya berjumpa dengan pembudidaya minyak gaharu. Dia mengisahkan tentang potensi bisnis minyak gaharu yang menembus pasar Eropa dan TimUr Tengah. Ratusan juta uang bisa diperoleh usai panen gaharu yang dibuat sendiri.
Tumbuhan gaharu terdiri dari beberapa spesies. Gaharu berasal dari genus Aquilaria dan salah satu spesiesnya adalah A. malaccensis dari sekitar 16 spesies.
Gaharu tumbuh di daerah hutan hujan tropis, namun saat ini semakin susah ditemukan karena perburuan. Acapkali pemburu secara sporadis menebang kayu-kayu gaharu tanpa mengenali apakah sudah mengandung gaharu atau belum. Tidakan inilah yang menyebabkan tumbuhan gaharu semakin langka karena terjadi salah tebang.
Minyak Gaharu
Secara alami minyak gaharu adalah sisa mekanisme pertahan diri tumbuhan dari infeksi. Gaharu apabila secara alamiah itu luka (patah, tergores) lalu dihinggapi oleh spora jamur/cendawan seperti; Acremoniumsp., Cylindrocarpon sp., Fusarium nivale, Fusarium solani, Fusarium fusariodes, Fusarium roseum, Fusarium lateritium dan Chepalosporium sp. Spora jamur kemudian akan tumbuh berkembang menjadi miselium yang terus akan menginfeksi tubuh gaharu.
Gaharu tidak akan tinggal diam, dia akan mengeluarkan senyawa fitoaleksin yang berfungsi menangkal organismenya patogen.
Apabila gaharu gagal melawan infeksi dari jamur makan perlahan dia akan mati dan membusuk, serta menjadi makanan empuk dari jamur. Apabila gaharu mampu memertahankan diri maka dia akan selamat dan meninggalkan bekas luka yang telah sembuh. Batang yang menebal, dan terdapat tonjolan dan lekukan adalah tanda-tanda pohon tersebut mengandung gaharu dan bisa dipanen.
Manusia tidak kehilangan akal bagaimana menciptkan gaharu secara buatan. Batang pohon gaharu akan dilukai dengan carai dilubangi dengan bor lalu disuntikan spora cendawan agar menginfeksi.
Dengan infeksi buatan ini, gaharu bisa diprediksi tingkat keberhasilan dan masa panennya. Namun kata pak Muhamad selaku pebisnis minyak gaharu mengatakan "kualitasnya bagus gaharu hutan dari pada yang buatan".
Maraknya pencarian gaharu menjadi tumbuhan ini semakin langka keberadaanya. Dalam konvensi internasional tentang perdagangan spesies langka maka tumbuhan gaharu A. malaccensis dimasukan dalam daftar Apendik II.
Daftar ini merujuk agar bisa membatasi perdagangannya. Gaharu mungkin salah satu tumbuhan tersial sedunia, sudah terinfeksi, begitu sembuh lalu dicari dan ditebang. Memang jika melihat sisi lain, kasihan saya demi aroma wangi harus disakiti.
Komentar
Posting Komentar